Pada bulan Ramadhan, kamu tentu sudah tidak asing lagi dengan hadirnya pasar kaget menjelang waktu berbuka puasa. Tidak hanya berburu berbagai makanan berat, kamu juga bisa membeli aneka kue dan jajanan yang hanya dijual di bulan puasa. Masing-masing daerah biasanya memiliki jajanan khas yang dibuat untuk memeriahkan berbuka puasa. Dikenal sebagai surga kuliner, Jogja tentu saja tidak mau ketinggalan soal ini.
Salah satu pasar Ramadhan di Jogja yang telah melegenda dan banyak dikunjungi masyarakat lokal maupun wisatawan adalah pasar sore Ramadhan Kauman. Sesuai dengan namanya, pasar ini berada di Kampung Kauman. Lokasinya berdekatan dengan Masjid Gedhe Kauman. Pasar ini memiliki keunikan karena berlokasi di suatu gang yang membentuk lorong dengan lebar kurang dari dua meter.
Suasana pasar sore Ramadhan Kauman
Sebagian besar para pedagang di pasar sore Ramadhan ini memang warga kampung Kauman sendiri. Mereka menggelar beraneka menu makanan berbuka puasa di depan rumah atau lapak yang disediakan panitia Ramadhan kampung tersebut. Di sepanjang gang sempit, puluhan lapak berjajar rapi sehingga menjadikan suasana Ramadhan terasa begitu kental.
Di pasar ini, kamu bisa menemukan aneka kuliner khas Jogja yang hanya bisa ditemukan saat bulan Ramadhan. Salah satu jajanan unik dan khas yang bisa kamu temukan yaitu kue kicak. Kue ini merupakan kue khas dari kampung Kauman Jogja. Pasar sore Ramadhan di kampung ini sangat ramai. Banyak pengunjung yang rela berdesakan menyusuri sepanjang gang kampung Kauman untuk berburu kue Kicak.
Kue Kicak khas kampung Kauman
Kue Kicak terbuat dari perpaduan ketan, kelapa muda, irisan nangka, dan gula putih. Kue ini memang istimewa dan pas disantap saat berbuka puasa, terlebih rasanya yang manis dan memiliki aroma yang khas. Taburan kelapa yang masih muda tentu menghadirkan sensasi rasa gurih. Ditambah dengan ketan yang ditumbuk halus, dicampur dengan gula dan nangka muda. Tidak lupa pula ditambakan daun pandan dan vanili untuk menambah aroma kue menjadi lebih sedap. Semua bahan-bahan tersebut dicampur menjadi satu kemudian dibungkus menggunakan daun pisang dan dikukus menggunakan kayu bakar hingga matang.
Tokoh yang menjadi pelopor dalam produksi kue khas Jogja yang satu ini adalah Mbah Wono. Ia merupakan warga asli kampung Kauman dan sudah berprofesi sebagai penjual makanan sejak lama. Mbah Wono pertama kali membuat kicak pada tahun 1950-an, namun sayangnya tidak ada yang tahu bahkan beliau sendiri pun tidak ingat mengapa kue buatannya diberi nama Kicak. Akan tetapi, mayoritas sumber menyebutkan bahwa makanan itu disebut Kicak lantaran warga Kauman punya kebiasaan menyebut jadah (jajanan dari tepung ketan) dengan sebutan Kicak.