Para peneliti telah menghabiskan waktu puluhan tahun mencoba mencari tahu rahasia dari bahan konstruksi beton kuno yang membuatnya mampu bertahan ribuan tahun. Khususnya peradaban Romawi kuno, kekuatan beton dari bangunan-bangunannya memukau para ilmuwan karena ketahanannya. Beberapa bangunan dari peradaban Romawi kuno bahkan masih ada yang berdiri hingga saat ini seperti dermaga, selokan, dan tembok laut, atau bangunan yang berada di lokasi seismik aktif.
Seperti dikutip dari IFL Science, para peneliti membuat ulang beton di laboratorium dengan sifat yang sangat mirip dan bahkan mungkin mengarah pada pembuatan beton yang lebih baik dari saat ini. Mereka menemukan strategi pembuatan beton Romawi yang menggabungkan beberapa fungsi penyembuhan diri utama. Temuan ini diterbitkan pada jurnal Science Advances, dalam sebuah makalah oleh seorang Profesor Teknik Sipil dan Lingkungan Massachusetts Institute of Technology (MIT), Admir Masic.
Bangunan Romawi Kuno (unsplash.com)
Selama bertahun-tahun, para ilmuwan telah berasumsi bahwa bahan penting yang menjadi kunci ketahanan beton kuno Romawi adalah pozzolan, yakni abu vulkanik reaktif yang berasal dari daerah Pozzuoli, di Teluk Napoli. Abu vulkanik khusus dari Pozzuoli ini diyakini menjadi bahan khusus yang membuat beton Romawi tahan lama. Abu tersebut memang dikirim ke seluruh kekaisaran Romawi yang luas untuk digunakan dalam konstruksi dan digambarkan sebagai bahan utama beton dalam catatan oleh Arsitek dan Sejarawan pada masa itu.
Dengan pemeriksaan lebih detail, ilmuwan MIT menemukan bahwa sampel kuno ini juga mengandung fitur mineral putih terang berukuran milimeter yang kecil dan telah lama dikenal sebagai komponen beton Romawi yang ada di mana-mana. Bongkahan putih tersebut, sering disebut sebagai “klas kapur”, bahan yang berasal dari kapur, sebuah komponen kunci lain dari campuran beton kuno. Masic mengatakan bahwa sejak pertama kali bekerja dengan beton Romawi kuno, ia selalu terpesona oleh fitur-fitur tersebut. Di setiap negara yang dibangun orang Romawi, kita akan menemukan pecahan ini. Lebih lanjut Masic mengungkapkan bahan-bahan tersebut tidak ditemukan dalam formulasi beton modern.
Komponen kunci campuran beton Romawi kuno (Science Advances)
Sebelumnya bahan tersebut hanya dianggap sebagai kecerobohan atau bahan mentah berkualitas rendah, namun ternyata itulah yang menjadi rahasia kekuatan beton Romawi kuno. Studi terbaru menunjukkan bahwa pecahan kapur kecil ini memberi beton kemampuan untuk penyembuhan diri yang sebelumnya tidak dikenal. Klas kapur tersebut tergabung ke dalam konstruksi semen dan kemudian dapat berfungsi sebagai sumber kalsium untuk proses “penyembuhan” bangunan yang retak.
Kemampuan penyembuhan diri beton Romawi Kuno (Science Advances)
Keberadaan material ini menarik dan menjadi penemuan yang luar biasa. Untuk membuktikan hasil temuan tersebut, tim Masic Lab membuat sampel beton campuran panas yang menggabungkan formulasi kuno dan modern, kemudian dengan sengaja memecahkannya dan mengalirkan air melalui retakan tersebut. Hasilnya menakjubkan, dalam waktu dua minggu retakan beton dengan campuran klas kapur telah sembuh total dan air tidak bisa lagi mengalir pada retakan. Sementara bongkahan beton identik yang dibuat tanpa klas kapur tidak pernah sembuh dan air terus mengalir melalui sampel.
Sumber:
nationalgeographic.grid.id
detik.com